Jumat, 18 November 2011

Sertifikat workshop 01 ( Untuk Pelajar, Mahasiswa dan Umum diselenggarakan oleh Bussiness School GICI kampus OTISTA)

Sertifikat Seminar 05 ( Seminar untuk Pelajar, Mahasiswa dan Umum diselenggarakan oleh Universitas Indonesia di @america, pacific place)

Sertifikat Seminar 04 ( Seminar untuk Pelajar, Mahasiswa dan Umum diselenggarakan oleh Universitas Indonesia di @america, pacific place)

Sertifikat Seminar 03 ( Seminar untuk Pelajar, Mahasiswa dan Umum diselenggarakan oleh Universitas Indonesia di @america, pacific place)

Sertifkat Seminar 01 ( KAMPUS KALIMALANG UNIVERSITAS GUNADARMA)

Sertifikat Seminar 02 (UNIVERSITAS GUNADARMA KAMPUS MARGONDA )

Kamis, 17 November 2011

Tugas Softskill Teori Organisasi 1 Semester 3 kelas 2 ka26 (postingan ke-3) farhah, 12110612


BAB 1
PENDAHULUAN

A.       LATAR BELAKANG PEMBUATAN TUGAS
    Manusia adalah mahluk sosial yang cinderung untuk hidup bermasyarakat serta mengatur dan mengorganisasi kegiatannya untuk mencapai suatu tujuan tetapi karena keterbatasan kemampuan menyebabkan mereka tidak mampu mewujudkan tujuan tanpa adanya kerjasama. Hal tersebut yang mendasari manusia untuk hidup dalam berorganisasi.
    Dalam suatu organisasi, baik perorangan maupun kelompok terdapat seorang yang mengatur pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ada dalam suatu organisasi dan sering disebut Pemimpin
     Pemimpin dan Kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan baik secara struktural maupun fungsional. Dan pengertian tentang kepemimpinan yaitu proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah untuk mencapai tujuan.
B.       TUJUAN MEMBUAT TUGAS
     Dapat menjawab 2 pertanyaan yaitu :
1)      Apakah seorang pemimpin dilahirkan atau ditempat?
2)    Apakah efektivitas kepemimpinan seseorang dapat dialihkan dari satu organisasi ke organisasi yang lain oleh seorang pemimpin yang sama?

BAB 2
TEORI

1.           PENGERTIAN PEMIMPIN & KEPEMIMPINAN
Pengertian mengenai pemimpin dan kepemimpinan, antara lain :
a)   Pemimpin adalah figur sentral yang mempersatukan kelompok (1942).
b)   Kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam kelompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial.
c)     Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan. Dalam hal sama, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan kebaikan dari posisinya yang khusus dalam kelompok ia berperan sebagai agen primer untuk penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok, ideologi kelompok, dan aktivitas kelompok.
d)   Kepemimpinan sebagai suatu kemampuan meng-handel orang lain untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan friksi sesedikit mungkin dan kerja sama yang besar, kepemimpinan merupakan kekuatan semangat/moral yang kreatif dan terarah.
e)    Pemimpin adalah individu yang memiliki program/rencana dan bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti.
2.    ARTI TENTANG PEMIMPIN
     Pihak yang berpendapat bahwa “pemimpin itu dilahirkan” melihat bahwa seseorang hanya akan menjadi pemimpin yang efektif karena dia dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinannya.
     Ada juga pihak lain yang menyatakan bahwa “pemimpin itu dibentuk dan ditempa” berpendapat bahwa efektifitas kepemimpinan seseorang dapat dibentuk dan ditempa. Caranya dengan memberikan kesempatan luas kepada yang bersangkutan untuk menumbuhkan dan mengembangkan efektifitas kepemimpinannya melalui berbagai kegiatan pendidikan dan latihan kepemimpinan.


BAB 3
PEMBAHASAN

     Sondang (1994) menyimpulkan bahwa seseorang hanya akan menjadi seorang pemimpin yang efektif apabila :
1.   Seseorang secara genetika telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan.
2.   Bakat-bakat tersebut dipupuk dan dikembangkan melalui kesempatan untuk menduduki jabatan kepemimpinannya.
3.   Ditopang oleh pengetahuan teoritikal yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan baik yang bersifat umum maupun yang menyangkut teori kepemimpinan.
     Efektifitas kepemimpinan dapat dialihkan dari satu organisasi ke organisasi yang lain oleh pemimpin yang sama, maka dapat dirumuskan dalam 2 kategori yang sudah tentu harus dikaji lebih dalam lagi, yaitu :
1.        Keberhasilan seseorang memimpin satu organisasi dengan sendirinya dapat dialihkan kepada kepemimpinan oleh orang yang sama didalam organisasi lain.
2.      Keberhasilan seorang pemimpin dalam memimpin suatu organisasi tidak merupakan jaminan keberhasilannya memimpin organisasi lain.
3.      Dapat ditentukan dengan Tipe-Tipe Kepemimpinan :
a.     Tipe Otoraktis
Cirinya :
a)   Mengandalkan kepada kekuatan/ kekuasaan.
b)   Menganggap dirinya paling berkuasa.
c)     Keras dalam mempertahankan prinsip.
d)   Jauh dari para bawahan.
e)    Perintah yang diberikan mengandung unsur paksa.

Penjelasan :
Semua ilmuwan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratis mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratis dipandang sebagai karakteristik yang negatif.
Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratis adalah seorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menunjukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”.
Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi seperti, mesin dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka.
Mengutamakan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya. Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
Gaya Kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratis antara lain :
a)   Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya.
b)   Dalam menegakan disiplin menunjukkan keakuannya.
c)     Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi
d)   Menggunakan pendekatan punitif dalam hal terjadinya penyimpangan oleh bawahan.
b.     Tipe Laissez Faire
Cirinya :
a)   Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif.
b)   Memberikan kebebasan kepada para bawahan.
c)     Pimpinan tidak terlibat dalam kegiatan.
d)   Semua pekerjaan dan tanggung jawab dilimpahkan kepada bawahan.
e)    Tidak mempunyai wibawa.
f)      Tidak ada koordinasi dan pengawasan yang baik.
Penjelasannya :
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.
c.      Tipe Paternalistik
Cirinya :
a)   Pemimpin bertindak sebagai bapak.
b)   Memperlakukan bawahan sebagai orang yang belum dewasa.
c)     Selalu memberikan perlindungan
d)   Keputusan ada ditangan pemimpin.
Penjelasan :
Tipe ini hanya terdapat dalam lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya pada masyarakat agraris. Salah satu ciri yang paling utama yaitu masyarakat tradisional rasa hormat yang tinggi dan ditunjukkan oleh para anggota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan.
Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tokoh-tokoh adat, para ulama, dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.
d.     Tipe Militerlistik
Cirinya:
a)   Dalam komunikasi menggunakan saluran formal.
b)   Menggunakan sistem komando/ perintah.
c)     Segala sesuatu yang bersifat formal
d)   Disiplin yang tinggi dan kadang bersifat kaku.
e.      Tipe Demokratis
Cirinya :
a)   Berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi.
b)   Bersifat terbuka.
c)     Bawahan diberi kesempatan untuk memberikan saran dan ide-ide baru
d)   Dalam pengambilan keputusan, lebih mengutamakan musyawarah untuk mufakat.
e)    Menghargai potensi individu.
f.       Tipe Open Leadership
Cirinya :
Tipenya hampir sama dengan tipe kepemimpinan demokratis. Hanya yang berbeda terletak dalam hal pengambilan keputusan karena dalam tipe ini keputusan ada ditangan pemimpinan.
g.     Ciri-ciri Pemimpin dan Kepemimpinan yang Ideal diantaranya :
a)   Pengetahuan umum yang luas. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hierarki kepemimpinan organisasi, ia semakin dituntut untuk mampu berfikir dan bertindak secara generalis.
b)   Kemampuan bertumbuh kembang.
c)     Sikap yang inkuisitif atau rasa ingin tahu. Merupakan suatu sikap yang mencerminkan dua hal : pertama tidak merasa puas dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki. Kedua : kemauan dan keinginan untuk mencari dan menemukan hal-hal baru.
d)   Kemampuan analitik. Efektifitas kepemimpinan seseorang tidak lagi pada kemampuannya untuk berfikir. Cara dan kemampuan berfikir yang diperlukan adalah integralistik, strategi, dan berorientasi pada pemecahan masalah.
e)    Daya ingat yang kuat. Pemimpin harus mempunyai kemampuan intelektual yang berada diatas kemampuan rata-rata orang yang dipimpinnya. Merupakan salah satu bentuk kemampuan intelektual adalah daya ingat yang kuat.
f)      Kapasitas Integratif. Pemimpin harus menjadi seorang yang integrator dan memiliki pandangan holistik mengenai organisasi.
g)    Keterampilan berkomunikasi secara efektif. Fungsi komunikasi dalam organisasi antara lain: fungsi motivasi, fungsi ekspresi emosi, fungsi penyampaian informasi dan fungsi pengawasan.
h)    Keterampilan mendidik. Memiliki kemampuan menggunakan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan bawahan, mengubah sikap dan perilakunya dan meningkatkan dedikasinya kepada organisasi.
i)       Rasionalitas. Semakin tinggi kedudukan manajerial seseorang semakin besar pula tuntutan kepadanya untuk membuktikan kemampuannya untuk berfikir. Hasil pemikiran itu akan terasa dampaknya tidak hanya dalam organisasi, tetapi juga dalam hubungan organisasi dengan pihak yang berkepentingan diluar organisasi tersebut.
j)       Objektifitas. Pemimpin diharapkan dan bahkan dituntut berperan sebagai bapak dan penasehat bagi para bawahannya. Salah satu kunci keberhasilan seorang pemimpin dalam mengemudikan organisasi terletak pada kemampuannya bertindak secara objektif.
k)    Pragmatisme. Dalam kehidupan organisasional. Sikap pragmatis biasanya terwujud dalam bentuk sebagai berikut : pertama. Kemampuan menentukan tujuan dan sasaran yang berada dalam jangkauan kemampuan untuk mencapainya yang berarti menetapkan tujuan dan sasaram yang realistik tanpa melupakan idealisme. Kedua. Menerima kenyataan apabila dalam perjalan hidup tidak selalu meraih hasil yang diharapkan.
l)       Kemampuan menentukan prioritas. Biasanya yang menjadi titik tolak strategi organisasional adalah “SWOT”.
m) Kemampuan membedakkan hal yang urgen.
n)    Naluri yang tepat. Kemampuannya untuk memilih waktu yang tepat untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
o)    Rasa kohesi yang tinggi, “senasib sepenanggungan”. Ketertarikan satu sama lain.
p)   Rasa relevansi yang tinggi. Pemimpin tersebut mampu berfikir dan bertindak sehingga hal-hal yang dikerjakannya mempunyai relevansi tinggi dan langsung dengan usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi.
q)   Keteladanan seseorang yang dinilai pantas dijadikan sebagai panutan dan teladan dalam sikap. Tindak-tanduk dan perilaku.
r)      Menjadi pendengar yang baik, tegas, berani, berorientasi ke depan, dan memiliki sikap yang antisipatif dan proaktif.
s)      Adaptibilitas. Kepemimpinan selalu bersifat situasional, kondisional, temporal dan spatial.
t)     Fleksibiltas. Mampu melakukan perubajan dalam cara berfikir, cara bertindak, sikap dan perilaku agar sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi tertentu yang dihadapi tanpa mengorbankan prinsip-prinsip hidup yang dianut oleh seseorang.




Sumber :
http://www.membuatblog.web.id/2010/05/kepemimpinan-dalam-organisasi.html