Kamis, 15 November 2012

Tugas 4 Mata Kuliah Bahasa Indonesia 1 (Postingan ke 2)

Nama : Farhah
Kelas : 3ka26
Npm : 12110612

PILIHAN KATA (DIKSI)

A.    Definisi Diksi
Diksi dapat diartikan sebagai ekspresi oleh penulis atau pembicara untuk mengungkapkan sebuah cerita. Pengertian secara umum, diksi merupakan pilihan kata yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, memilih kelompok kata atau menggunakan ungkapkan dan gaya bahasa yang tepat yang digunakan dalam suatu situasi atau sebuah peristiwa. Oleh karena itu, untuk memilih diksi yang tepat seorang pengarang harus memunyai kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya. Seorang pengarang dapat memilih kata yang tepat dan sesuai jika ia menguasai sejumlah besar kosakata yang dimiliki masyarakat bahasanya, serta mampu menggerakkan dan mendayagunakan kekayaannya itu menjadi jaring-jaring kalimat yang jelas dan efektif.
Agar menghasilkan cerita yang menarik, diksi atau pemilihan kata harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.      Ketepatan dalam pemilihan kata untuk menyampaikan suatu gagasan.
2.  Pengarang harus memiliki kemampuan dalam membedakan secara tepat nuansa makna, sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan.
3.    Menguasai beragam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi kalimat yang jelas dan efektif.
Sebelum menentukan pilihan kata, seorang pengarang harus memperhatikan masalah makna. Makna sebuah kata atau sebuah kalimat merupakan makna yang tidak selalu berdiri sendiri.
Adapun makna kata menurut (Chaer, 1994:60), terbagi atas beberapa kelompok yaitu:
a. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, sesuai dengan hasil observasi alat indera atau makna yang nyata dalam kehidupan. Contohnya: kata "tikus". Makna leksikalnya adalah binatang yang menyebabkan timbulnya penyakit (Tikus itu mati diterkam kucing), sedangkan makna gramatikal adalah makna yang digunakan untuk menyatakan makna atau nuansa makna gramatikal (sesuai dengan tata bahasa; menurut tata bahasa, Red]. Untuk menyatakan makna jamak bahasa Indonesia, menggunakan proses reduplikasi seperti kata: "buku" yang bermakna "sebuah buku" menjadi buku-buku yang bermakna "banyak buku".
b. Makna Referensial dan Nonreferensial
Perbedaan diantara keduanya adalah berdasarkan ada atau tidaknya referen dari kata-kata tersebut. Sebuah kata memiliki makna referensial jika mempunyai referen. Kata non referensial adalah kata yang tidak memiliki referen. Contoh: kata "meja" dan "kursi" (bermakna referen), kata "karena" dan "tetapi" (bermakna non referensial).
c. Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna asli, makna asal, atau makna sebenarnya yang memiliki sebuah leksem [satuan leksikal dasar yang abstrak, yang mendasari berbagai bentuk kata; satuan terkecil dalam leksikon,Red]. Contohnya: kata "kurus", makna denotatifnya adalah keadaan tubuh yang lebih kecil dari ukuran normal dan makna konotatifnya adalah makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif yang berhubungan dengan nilai rasa orang atau kelompok orang yang menggunakan kata tersebut. Contohnya, kata "kurus" pada contoh diatas bermakna konotatif netral, artinya tidak memiliki nilai rasa yang mengenakkan, tetapi kata "ramping" bersinonim dengan kata kurus itu memiliki konotatif positif, nilai yang mengenakkan. Orang akan senang bila dikatakan "ramping".
d. Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah lema [kata atau frasa masukan dalam kamus di luar definisi atau penjelasan lain yang diberikan dalam entri, Red] terlepas dari konteks atau asosiasi apapun. Contohnya: kata "kuda", makna konseptualnya adalah sejenis binatang berkaki empat yang bisa dikendarai sedangkan makna asosiatifnya adalah makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata yang berkenaan dengan adanya hubungan kata dengan suatu yang berada diluar bahasa. Contohnya, kata "melati" berasosiasi dengan sesuatu yang suci atau kesucian. Kata "merah" berasosiasi "berani" atau paham komunis.
e. Makna Kata dan Makna Istilah
Makna kata walaupun secara sinkronis tidak berubah, tetapi karena berbagai faktor dalam kehidupan dapat menjadi bersifat umum. Makna kata itu akan menjadi jelas kalau sudah digunakan dalam suatu kalimat. Contoh: kata "tahanan", bermakna orang yang ditahan, tapi bisa juga hasil perbuatan menahan. Kata  "air", bermakna air yang berada di sumur, di gelas, di bak mandi, atau air hujan. Makna istilah memiliki makna yang tetap dan pasti. Ketetapan dan kepastian makna istilah hanya digunakan dalam bidang kegiatan atau keilmuan tertentu. Contohnya: kata "tahanan" di atas masih bersifat umum. Tetapi pada bidang hukum, kata tahanan itu sudah pasti orang yang ditahan dan berhubungan dengan suatu perkara.
f.  Makna Idiomatikal dan Peribahasa
Idiom adalah satuan  bahasa (baik berupa kata, frasa, maupun kalimat) maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal, baik unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan tersebut. Contohnya: kata "ketakutan", "kesedihan", "keberanian", dan "kebimbangan" memiliki makna hal yang disebut makna dasar. Kata "rumah kayu" bermakna, rumah yang terbuat dari kayu. Makna peribahasa bersifat membandingkan atau mengumpamakan, maka lazim juga disebut dengan nama perumpamaan. Contoh: kata "bagai", "bak", "laksana", dan "umpama" lazim digunakan dalam peribahasa.
g. Makna Kias dan Lugas
Makna kias adalah kata, frasa dan kalimat yang tidak merujuk pada arti sebenarnya. Contohnya: kata "Putri malam" bermakna bulan dan kata "Raja siang" bermakna matahari. Makna lugas adalah kebalikan dari makna kias. Makna lugas adalah makna dari sebuah frasa dan kalimat yang tidak menimbulkan tafsir ganda. Contohnya: kata "makan" dalam kalimat "Adik sedang makan roti," dan frasa "tangan kanan" dalam kalimat "Tangan kanannya patah dalam kecelakaan kemarin."
h.  Kata Ilmiah dan Kata Populer
Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan oleh kaum pelajar dalam berkomunikasi maupun dalam tulisan-tulisan ilmiah seperti karya tulis ilmiah, laporan ilmiah, skripsi, tesis, desertasi. Selain itu digunakan pada acara-acara resmi. Kata popular adalah kata yang biasa digunakan dalam komunikasi sehari-hari masyarakat umum.

Kesalahan dalam pembentukkan kata, yang sering ditemukkan dalam bahasa lisan maupun tulis:
1.      Penanggalan awalan meng-
2.      Penanggalan awalan ber-
3.      Peluluhan bunyi /c/
4.      Penyengauan kata dasar
5.      Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak luluh
6.      Awalan ke- yang keliru pemakaian akhiran –ir
7.      Padanan yang tidak serasi
8.      Pemakaian kata depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap
9.      Penggunaan kesimpulan, keputusan, penalaran, dan pemukiman
10.  Penggunaan kata yang hemat
11.  Analogi
12.  Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia.

B.     Contoh Penggunaan Diksi Pada Suatu Kalimat
1. Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara di sana sangat sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kami pun pulang tak lama kemudian.
2.   Liburan kali ini Aku dan teman-temanku berencana untuk pergi ke pantai. Kami sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana, kami sudah disambut oleh semilir angin yang tak heti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu sepanjang hari di sana. Dan Kami pulang dengan hati senang.
Kedua paragraph diatas memiliki makna yang sama, tetapi dalam pemilihan kata atau diksi, paragraph kedua lebih menarik bagi pembaca karena enak dibaca dan tidak membosankan.



DAFTAR PUSTAKA

http://irpantips4u.blogspot.com/2011/10/makalah-diksi.html
http://pelitaku.sabda.org/menentukan_pemilihan_kata_diksi
http://dwizeru.wordpress.com/2011/10/09/diksi-dan-kalimat-efektif/