PERILAKU
PRODUSEN
A.
PRODUKSI
OPTIMAL
Ada 3 macam Pola Produksi yaitu :
1)
Pola Produksi Konstan
2)
Pola Produksi Bergelombang
3)
Pola Produksi Moderat
Tujuannya
adalah untuk mengetahui hasil ramalan penjualan dan untuk mengetahui pola
produksi optimal yang tepat untuk diterapkan pada perusahaan.
Metode
Produksi Optimal :
Tingkat produksi optimal atau
Economic Production Quantity (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang
dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan (Yamit, 2002).
Metode EPQ dapat dicapai apabila
besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost)
yang dikeluarkan jumlahnya minimun. Artinya, tingkat produksi optimal akan
memberikan total biaya persediaan atau total inventori cost (TIC) minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan
produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang
berpengaruh terhadap biaya persiapan.
B.
LEAST
COST COMBINATION
Least cost combination adalah
menentukan kombinasi input mana yang memerlukan biaya terendah apabila jumlah
produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan.
ISOQUANT atau
ISOPRODUCT CURVE adalah kurva yang menunjukan hunbungan antara berbagai
kemungkinan kombinasi 2 input variable dengan tingkat output tertentu.
Isocost atau garis ongkos sama adalah
kombinasi faktor - faktor produksi yang dapat diperoleh dengan
mengeluarkan sejumlah onkos tertentu. Untuk menggambar isocost ini harus
diketahui uang yang tersedia dan harga masing - masing faktor produksi
atau input. Contoh : dana tersedia Rp. 1000, harga tenaga kerja Rp. 20,-per
unit, modal Rp. 40,- per unit. Untuk dapat mencapai tingkat produksi maksimun
dengan biaya optimal, jika isocost bersinggungan dengan kurva isoquant, syarat
ini dapat ditulis sebagai berikut : Marginal Rate Of Technical Subtitutions
(MRTS) adalah jumlah satu input (x1) yang harus ditambah , jika input yang
lain(x2) dikurangi tingkat output yang dihasilkan tetap , syarat diatas disebut
juga Least Cost Combination.
C.
ONGKOS
PRODUKSI
Kurva ongkos adalah
kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah ongkos produksi dengan tingkat
output yang dihasilkan. Ongkos produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan
oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi guna memproduksi
output.
Macam-macam ongkos
sebagai berikut :
1. Total
fixed cost (Ongkos Total Tetap) adalah jumlah ongkos yang tetap yang tidak
dipengaruhi oleh tingkat produksi. Contoh penyusutan sewa
2. Total
variabel cost (Ongkos Variabel Total) adalah jumlah ongkos-ongkos bahan mentah,
tenaga kerja
3. Total
cost (ongkos total) adalah penjumlahan antara ongkos total tetap dengan ongkos
total variabel. TC = TFC + TVC
4. Averege
Fixed Cost (Ongkos tetap Rata-Rata) adalah ongkos tetap yang dibebankan kepada
setiap unit output
5. Averege
fixed Cost (Ongkos Total Rata-rata) adalah ongkos produksi yang dibebankan
untuk setiap unit output
6. Averege
fixed Cost (Ongkos variabel total) adalah ongkos variabel yang dibebankan untuk
setiap unit.
7. Marginal
cost (ongkos Marginal) adalah tambahan atau berkurangnya ongkos total karena
bertambahnya atau berkurangnya satu unit output.
Ongkos produksi
dapat dibedakan menjadi :
1. Ongkos
produksi jangka pendek
Dalam ongkos
produksi jangka pendek perusahaan sudah mempunyai peralatan-peralatan untuk
produksi seperti mesin, gedung, dan tanah. Masalah yang dihadapi adalah masalah
kebijaksanaan bahan baku, tenaga kerja dan lainnya yang merupakan ongkos
variabel. Jadi dalam ongkos produksi jangka pendek ini terdapat ongkos tetap
dan ongkos variabel.
2. Ongkos
produksi jangka panjang
Dalam ongkos
produksi jangka panjang, perusahaan dapat menambah semua faktor produksi,
sehingga tidak ada ongkos tetap dalam jangka panjang. Semua pengeluaran
merupakan ongkos variabel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar