Sabtu, 03 Maret 2012

Tugas (3) TOU 2, farhah, 2ka26, 12110612




A.   PENGERTIAN DAN KONSEP PENDAPATAN NASIONAL
1.     Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional adalah merupakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun.
2.     Konsep Pendapatan Nasional :
a.      PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product)
Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu Negara selama satu tahun. Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan
b.      PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross Nasional Product)
PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu Negara dalam periode tertentu, biasanya satu tahun, termasuk didalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat Negara tersebut yang berada di luar negeri.
Rumus
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri
c.       NNP (Net National Product)
NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam periode tertentu, setelah dikurangi penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti modal.
Rumus :
NNP = GNP – Penyusutan
d.      NNI (Net National Income)
NNI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima oleh masyarakat setelah dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax)
Rumus :
NNI = NNP – Pajak tidak langsung
e.      PI (Personal Income)
PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang benar-benar sampai ke tangan masyarakat setelah dikurangi oleh laba ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan social, pajak perseorangan dan ditambah dengan transfer payment.
Rumus :
PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social + Pajak perseorangan )
f.        DI (Disposible Income)
DI adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang sudah siap dibelanjakan oleh penerimanya.
Rumus :
DI = PI – Pajak langsung

B.   METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Ada 3 Metode dalam perhitungan Pendapatan Nasional :
1.     Pendekatan Produksi (PDB/ PGNP)
Merupakan pendapatan yang berasal dari penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan sesuatu. Pendekatan ini memiliki kelemahan yaitu munculnya double counting atau perhitungan ganda. Maksudnya yaitu nilai produk sebelumnya akan ditambahkan pada produk-produk turunan berikutnya dan digunakan sebagai nilai akhir produk tersebut. Akibatnya nilai produk akhir menjadi lebih tinggi. Salah satu usaha untuk mengurangi double counting yaitu dengan menggunakan pendekatan value added atau nilai tambahan. Dalam pendekatan ini nilai produk akan dilihat nilai tambahnya pada produk turunan berikutnya sehingga yang nampak pada nilai barang akhir yaitu jumlah keseluruhan nilai barang akan sama dengan nilai akhir produk turunan terakhir.
Pendekatan produksi bisa dicari dengan Yield =(P1 x Q1)+...(Pn x Qn).
2.     Pendekatan Pengeluaran (PNB/ GNP)
Merupakan perhitungan pendapatan dengan melihat pengeluaran yang dilakukan oleh pelaku ekonomi yaitu rumah tangga konsumsi, rumah tangga perusahaan dan pemerintah. Pendekatan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Y=C+I+G(X-M)
Keterangan :
Y=Yield
C=Consumption
I=Investment
G=Government Expenditure
X=Export
M=Import
3.     Pendekatan Pendapatan (PN/ NI)
Merupakan pendekatan yang mengarah pada penerimaan atas penggunaan faktor-faktor produksi.
Pendekatan ini dapat dirumuskan :
 Y=r+w+i+p
Keterangan :
Y=Yield
R=rent
W=wage
I=interest
P=profit

C.    MASALAH DAN KETERBATASAN DALAM PERHITUNGAN PDB
1.     Perhitungan PDB dan Analisa Kemakmuran
perhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran suatu negara, dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk (disebut PDB per kapita). Menurut PDB, sebuah negara dapat dikatakan miskin bila PDB per kapitanya lebih kecil dari US$ 450,00. Berdasarkan standar ini, maka sebagian besar negara-negara di dunia adalah negara miskin. Suatu negara dikatakan makmur/ kaya bila PDB per kapitanya lebih besar dari U$D 800.
Kelemahan dari pendekatan di atas adalah tidak memperhatikan aspek distribusi pendapatan. Akibatnya angka PDB per kapita kurang memberikan gambaran rinci tentang kondisi kemakmuran suatu negara. Misalkan, walupun Amerika Serikat yang PDB perkapitanya US$ 29.080 (tahun 1997), namun negara itu masih terus bergelut dengan masalah kemiskinan dan pengangguran, terutama dikalangan warga kulit hitam maupun pendatang (kulit berwarna). Bahkan secara absolut tampaknya jumlah penduduk miskin di Amerika serikat akan bertambah. Faktor utama pemicu gejala diatas adalah permasalahan distribusi pendapatan.
2.     Perhitungan PDB dan Masalah Kesejahteraan Sosial
Umumnya ukuran tingkat kesejahteraan yang dipakai adalah tingkat pendidikan, kesehatan dan gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik. Hubungan positifnya, makin tinggi PDB per kapita, tingkat kesejahteraan sosial makin membaik. Masalah mendasar dalam perhitungan PDB adalah tidak diperhatikannya dimensi non material. Sebab PDB hanya menghitung output yang dianggap memenuhi kebutuhan fisik/ materi yang dapat diukur dengan nilai uang., misalnya ketenangan batin yang diperoleh dari menyandarkan hidup pada norma-norma agama/ spiritual.kenyataan kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh tingkat kemakmuran, tetapi juga ketenangan batin.
3.     PDB Per Kapita dan Masalah Produktivitas
Untuk memperoleh perbandingan produktivitas antar negara, ada beberapa hal yang dipertimbangkan :
a)      Jumlah dan Komposisi penduduk
Jumlah penduduk makin besar, komposisinya sebagian besar adalah penduduk usia kerja (15-64 tahun) dan berpendidikan tinggi (>SLA), maka tingkat output dan produktifitasnya dapat makin baik.
b)     Jumlah dan Struktur Kesempatan Kerja
Jumlah kesempatan kerja yang makin besar memeprbanyak penduduk usia kerja yang dapat terlibat dalam proses produksi, tetapi komposisi kerja dapat terlibat dalam proses produksi.
c)      Faktor- faktor Non Ekonomi
Dapat berupa etika kerja, tata nilai, faktor kebudayaan, dan sejarah perkembangan.
4.     Perhitungan PDB dan Kegiatan Ekonomi Tak Tercatat (Underground Economy)
Angka statistik PDB Indonesia yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik hanya mencatat kegiatan ekonomi formal. Karena itu statistik PDB belum mencerminkan seluruh aktifitas perekonomian suatu negara. Misalkan, upah pembantu rumah tangga di Indonesia tidak tercatat. Begitu juga dengan kegiatan petani buah yang langsung menjual produknya ke pasar. Perbedaan terjadi di negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan pencatatan lebih disebabkan karena kelemahan administratif dan struktur kegiatan ekonomi masih didominasi oleh kegiatan pertanian dan informal. Tapi di negara-negara maju, kebanyakan kegiatan ekonomi yang tak tercatat disebabkan oleh karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan ilegal atau melanggar hukum.


Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar